Begini kata Hera, keponakan Tarsum tentang uwaknya
Desa Cisontrol kecamatan Rancah kabupaten Ciamis mendadak jadi buah bibir di kalangan masyarakat terutama netizen. Pasalnya, seorang pria bernama Tarsum 51 tahun telah melakukan aksi di luar nalar, yakni membunuh dan memutilasi istrinya yang bernama Yanti, 46 tahun.
Tarsum meletakkan jasad Yanti yang sudah terpotong-potong ke dalam karung, sebagian lagi dia letakkan di dalam baskom berwarna merah lalu dia bawa kepada ketua RT sambil berkata, “Pak, beli nih, Pak, daging si Yanti. Si Yanti udah gak ada.”
Peristiwa tersebut terjadi di Dusun Sindangjaya pada hari Jumat tanggal 3 Mei 2024 sekitar pukul 07.30 pagi, di mana keluarga dan tetangga sudah menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Di TKP sendiri ditemukan beberapa barang bukti seperti sandal dan gelang milik korban, juga sebongkah balok yang sudah diamankan oleh pihak yang berwajib.
Banyak beredar kabar bahwa Tarsum tega melakukan semua itu karena stres akibat terlilit utang hingga jumlahnya mencapai 150 juta rupiah yang uangnya dipakai untuk judi online anaknya. Namun, pernyataan itu dibantah oleh Kasat Reskrim Polres Ciamis, AKP Joko Prihatin.
Setelah meminta keterangan 7 orang saksi yaitu anak kandung, tetangga, dan juga teman bisnis, tersangka memang mempunyai utang terhadap bank dan utang individu, tetapi bukan untuk judi online, melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah usaha potong sapi dan jual beli kambingnya sepi peminat.
Menanggapi kabar yang semakin simpang siur akhirnya pihak keluarga pun akhirnya melakukan klarifikasi melalui video Tik Tok dengan akun atas nama Septiana yang mengaku sebagai keponakan pelaku. Gadis yang bernama asli Hera itu membantah kabar bahwa uwaknya terlibat judi online. Hera mengaku bahwa memang uwaknya pernah terlibat judi slot, namun hal itu sudah lama terjadi dan sudah terselesaikan.
Menurut Hera, Tarsum memang sedang sakit dan sedang menjalani pengobatan, tetapi dia tidak membahayakan orang lain karena Tarsum rutin meminum obat. Pihak keluarga juga sudah mengamankan benda-benda tajam dari pelaku dekat tetapi ternyata tetap kecolongan, karena keluarga tidak menyangka Tarsum akan melakukan perbuatan nekat itu.
Menurutnya perubahan perilaku Tarsum sudah tampak sejak sebelum puasa, Maret lalu. Tarsum terlihat sering melamun, berbicara sendiri, dan juga memukul-mukul dahi. Puncaknya terjadi pada hari Rabu malam sebelum kejadian peristiwa mutilasi itu terjadi, Tarsum sempat melakukan upaya bunuh diri tetapi ketahuan dan berhasil diamankan oleh warga setempat dan juga RT yang kebetulan berada di rumahnya untuk menjenguk.
Hera dan keluarganya pun telah mengunjungi rumah Tarsum pada hari Kamis pagi untuk mengupayakan pengobatan yang optimal. Namun, peristiwa keji itu telah terjadi terlebih dahulu sehingga keluarga tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka tidak curiga bahwa Tarsum akan melakukan tindakan itu.
Sedikit berbeda dari keterangan Hera, Yoyo Tarya selaku ketua RT di Dusun Sindangjaya menjelaskan bahwa pada hari-hari sebelumnya Tarsum tidak menunjukkan tanda-tanda depresi. Dia tampak baik-baik saja dan berbicara dengan normal serta bergaul dengan keluarga tetangga dan masyarakat setempat.
Hanya saja, pada malam Rabu sebelum kejadian percobaan bunuh diri, Tarsum mendatangi rumah Yoyo dan meminta bantuannya untuk menitipkan anaknya supaya dididik dengan baik agar menjadi orang yang benar.
Yoyo yang curiga pun menanyakan alasan Tarsum menitipkan anak. Tarsum menjawab bahwa dia akan bekerja di Kalimantan, memelihara ikan bersama teman. Ternyata semua itu hanyalah alasan karena Tarsum ingin bunuh diri pada malam berikutnya. Gagal bunuh diri ternyata malah membuat Tarsum membunuh istrinya pada Jumat pagi.
Tarsum yang kini mendekam di penjara terpantau dalam keadaan syok berat dan belum bisa dimintai keterangan. Dirinya bahkan masih sulit membedakan antara kenyataan dan halusinasi. Banyak netizen yang dengan penuh belas kasihan melihat kondisi Tarsum dan mendoakan yang terbaik untuk dirinya.