Salah satu Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo menyebutkan jika kabar mengenai rencana dari Presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto yang disebut akan menaikkan rasio utang hingga 50 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang beredar luas di masyarakat adalah sebuah disinformasi.
Tokoh yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan jika ia dan rekan-rekan TKN yang lain tidak pernah mengatakan dalam forum jika pemerintahan Prabowo kelak berencana akan mengatrol rasio utang hingga 50 persen dari total Pendapatan Domestik Bruto setelah resmi menggantikan Presiden Joko Widodo.
“Tidak ada satu pun dari kami yang berkata dalam forum bahwa pemerintahan Prabowo akan menaikkan debt ratio menjadi 50 persen dari PDB,” ujar Drajad Wibowo.
Pelaku Pasar Tak Perlu Khawatir
Ia pun meminta agar para pelaku pasar di tanah air tidak khawatir dengan pemberitaan akan defisit fiskal yang beredar luas di masyarakat tersebut. Lebih lanjut Ia memastikan jika nantinya program-program yang akan dicanangkan oleh Prabowo dan Gibran akan dilakukan dengan cara bertahap, baik dari segi waktu maupun cakupan kebijakan yang akan ditempuh dan disesuaikan dengan keadaan fiskal yang ada.
Kendati demikian, Ia tak menampik jika pembayaran utang yang sudah jatuh tempo pada masa pemerintahan Presiden Prabowo akan secara otomatis membuat beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin berat.
Drajat juga menjamin jika tim ekonomi yang dibentuk pada masa pemerintahan Prabowo Gibran nantinya akan sangat disiplin dalam mengelola utang negara. Ia menyatakan jika pemerintahan Prabowo tidak ingin generasi yang akan datang terbebani dengan utang negara yang jumlahnya kian menumpuk.
Bola panas soal rasio utang ini pertama kali muncul setelah Prabowo menyebutkan tidak ada masalah jika rasio utang negara menyentuh 50 persen dari PDB. Hal ini diungkapkan oleh Prabowo pada saat debat calon presiden 7 Januari 2024 lalu.
Jangan Dipelintir
Meski Prabowo pernah berkata demikian, Drajat mengaku sangat keberatan jika pernyataan ini dianggap oleh masyarakat sebagai rencana dari pemerintahan Prabowo untuk menaikkan rasio utang. Ia berharap agar masyarakat tidak memelintir pernyataan dari Prabowo pada saat debat capres tersebut.
“Jadi pernyataan Pak Prabowo dalam debat itu jangan dipelintir,” ujarnya.
Lebih lanjut ia sangat menyayangkan pemberitaan media yang menuliskan jika pemerintahan Prabowo sudah berencana untuk menaikan rasio utang dengan nominal mencapai 50 persen terhadap PDB.
Sama seperti Drajat, Thomas Djiwandono selaku Anggota tim gugus tugas sinkronisasi pemerintahan Prabowo Gibran juga membantah adanya rumor yang kini hangat diperbincangkan tersebut. Ia juga mengatakan jika hal ini bukanlah kebijakan formal dari Pemerintahan Prabowo Gibran mendatang.
“Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal,” Ujar Thomas Djiwandono.*