Waspada! Kini kasus DBD di Indonesia terus meningkat hingga menyebabkan kematian. Menanggapi kasus tersebut, Kementerian Kesehatan Indonesia menerapkan beberapa strategi khusus untuk mengurangi kasus demam berdarah di Indonesia sebagai berikut.
Per 2024 ini, lonjakan kasus demam berdarah kian bertambah banyak. Bahkan setidaknya ada lebih dari 200 pasien DBD yang meninggal dunia. DBD tak bisa dianggap sepele karena jika sudah sangat parah akan menyebabkan kematian. Lalu, strategi apa yang dilakukan oleh Kemenkes untuk menanggapi kasus demam berdarah ini? selengkapnya sebagai berikut.
1. Puncak Kemarau DBD Bulan Juli Mendatang
Kasus Demam Berdarah di Indonesia saat ini kian merajalela. Bahkan melalui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika Indonesia akan mengalami puncak wabah DBD pada bulan Juli hingga Agustus 2024 mendatang.
Untuk bulan Juli diprediksi akan dimulai pada beberapa wilayah mulai dari Jawa hingga Kalimantan. Sedangkan untuk bulan Agustus akan memasuki wilayah bagian Pulau Sumateran, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku, hingga wilayah Papua.
2. Kasus DBD Mengalami Pemendekkan Siklus
Pemendekkan siklus DBD ini disebabkan karena meningkatnya IR dan CFR dan terjadinta fenomena El Nino yang menjadi penyebab utama pemendekkan siklus wabah DBD. Diketahui, pada awal tahun 2024 kasus DBD menurun hingga 35 persen, namun memasuki minggu ke-22 tahun 2024 kasus DBD melonjak hingga 100 ribu lebih kasus. Angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan kasus DBD tahun sebelumnya.
3. Enam Strategi Kemenkes
Mengatasi kasus DBD di Indonesia, Kementerian Kesehatan Indonesia turut memberikan enam strategi untuk memberantas fenomena DBD yang saat ini sedang melonjak naik di Indonesia. Berikut enam strategi dari Kemenkes:
- Menguatkan manajemen vector agar lebih aman, efektif, dan berkesinambungan.
- Meningkatkan akses dan mutu tata laksana pengobatan DBD.
- Menguatkan surveilans dengue agar lebih komprehensif dan responsif.
- Meningkatkan keterlibatan Masyarakat sekitar
- Menguatkan komitmen pemerintah, kebijakan program, dan berbagai kemitraan lainnya.
- Mengembangkan kajian, inovasi, envensi dan kebijakan terkait DBD
Apa Penyebab Wabah DBD Terus Meningkat di Indonesia?
Melonjaknya kasus DBD sejak awal tahun 2024 yang lalu kini menjadi perhatian serius pemerintah. Bahkan berdasarkan data Kemenkes tercatat setidaknya ada 35 ribu lebih kasus DBD per Januari 2024, dan tercata 290 di antaranya meninggal dunia lantaran DBD.
Bukan hanya tahun 2024, kenaikan kasus DBD dari tahun ke tahun bahkan sudah menjadi perhatian khusus pemerintah sejak dulu. Menanggapi kasus tersebut, pakar dari IPCC mengungkap beberapa penyebab kasus DBD terus meningkat di sebuah wilayah.
1. Pemanasan Global
dilansir dari laman resmi UNICEF, DBD berkembang biak dengan sangat pesat apabila sedang terjadi pemanasan global. Bahkan DBD bisa berkembang biak pesat di iklim tropis maupun sub tropis, baik hangat ataupun musim hujan nyamuk akan berkembang biak dengan sangat cepat dan lebih banyak.
2. Daya Tahan Tubuh Lemah
Meningkatnya kasus DBD bukan hanya disebabkan oleh alam, tetapi bisa juga dari daya tahan tubuh seseorang yang cenderung lemah. Sebuah penelitian mengungkapkan jika daya tahan tubuh yang lemah akan sangat beroengaruh terhadap perkembang biakan virus.
Untuk seseorang yang memiliki daya tahan tubuh kuat hanya akan merasakan gejala ringan. Tapi pada seseorang dengan kondisi tubuh yang lemah akan merasakan gejala parah hingga kebocoran pembuluh darah.
Di Indonesia, DBD tak hanya menyerang anak-anak, melainkan bisa saja menyerang berbagai kalangan usia, tempat tinggal, dan gaya hidup yang dijalani. Tapi DBD lebih rentan menyerang anak-anak yang biasanya akan menyebabkan kematian.
Untuk melindungi diri dari DBD, melakukan vaksinasi adalah pilihan yang tepat, baik itu untuk anak-anak hinggan dewasa. Karena mengingat lonjakan kasus DBD saat ini cukup mengerikan.