Gunung Ruang di Sulawesi Utara belum lagi selesai mengamuk, kini Sulawesi Selatan dilanda dua bencana sekaligus. Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak Rabu siang telah melumpuhkan enam kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Luwu, Enrekang, Sidrap, Pinrang, Wajo, Toraja dan Sinjai.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi pada hari Jumat sekitar pukul 01.17 WITA. Kondisi tersebut diperparah dengan meluapnya sungai Rongkong dan sungai Baliase. Banjir juga mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur jalan, jembatan, serta rumah warga dan juga rumah ibadah. Area persawahan dan perkebunan juga tak luput dari kerusakan fatal.
Menurut laporan terakhir, akibat banjir bandang setinggi 1 hingga 3 meter dan longsor, sebanyak 16 orang dinyatakan meninggal dunia. 8 di kecamatan Latimojong, 6 di wilayah Suli Barat, dua lainnya belum teridentifikasi. Sementara itu laporan terakhir Pusdalops BNPB menyebutkan sebanyak 1.867 rumah terendam banjir. 103 unit rumah rusak berat dan 42 lainnya hanyut terbawa arus air.
Kabupaten Luwu paling banyak korban jiwa, satu kecamatan terisolir
Sebanyak kurang lebih 1200 warga mengungsi di Luwu hingga Pemkab Luwu membuka dapur umum untuk para pengungsi. Kendati demikian warga masih membutuhkan banyak bahan makanan dan logistik, mereka yang berada di wilayah yang terisolir akibat banjir dan tanah longsor.
Di kecamatan Latimojong ada sekitar 3.000 orang terisolir karena akses dari dan menuju ke sana tertutup akibat banyaknya titik longsor dan putusnya sejumlah jembatan. Bantuan yang dikerahkan melalui heli pun terhambat awan tebal sehingga heli tidak bisa mendarat.
Meskipun demikian, pemerintah tidak tinggal diam. Dengan mengerahkan personel Kodim 1403, bantuan logistik berupa makanan siap saji, obat-obatan, dan perlengkapan lain akhirnya tersalurkan juga setelah membuka jalur darat sejauh 9 kilometer dengan berjalan kaki menyusuri jalan licin dan terjal bekas titik longsor dan menyeberangi sungai dengan menggunakan tali.
Menurut pejabat gubernur Sulawesi Selatan, Bachtiar Baharudin, ada 3 tim dari Angkatan Darat yang dikerahkan untuk menuju lokasi terdampak bencana. Kondisi warga cukup memprihatinkan akibat kehabisan bahan logistik dan mati lampu karena putusnya kabel PLN. Bachtiar mengingatkan warga untuk tetap tenang dan bersabar karena pasti terlayani. Bachtiar sendiri telah meninjau lokasi bencana melalui jalur udara bersama dengan Kapolda Sulsel, Irjen pol Andi Rian R Djajadi pada hari Sabtu, 4 Mei 2024 dengan menaiki helikopter milik Polda Sulsel.
Tak hanya Luwu, kabupaten Wajo pun masih lumpuh akibat terendam banjir. Jalan Transsulawesi di Enrekang juga sempat lumpuh akibat longsor. Di Sidrap sendiri banjir menghanyutkan satu rumah panggung dan menewaskan satu warga yang terseret arus. Sementara itu di tana Toraja 4 warga berhasil dievakuasi dari banjir setinggi 3 meter akibat luapan anak sungai di kota Makale.
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengumumkan peringatan dini cuaca 3 harian yang berlaku mulai tanggal 4 sampai tanggal 6 Mei 2024 pada wilayah berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang, yaitu:
Tanggal 4: Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu Utara, Luwu Palopo Enrekang Sidrap, Wajo, Bone, Sinjai, Takalar, Gowa.
Tanggal 5: Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Wajo, Enrekang, Sidrap, Bone, Bulukumba.
Tanggal 6: Luwu Utara, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Enrekang.
Itulah prediksi BBMKGyang berlaku hingga tanggal 6 Mei. Hingga berita ini diturunkan kondisi keluarga korban yang terdapat banjir masih membutuhkan banyak pertolongan berupa bahan pangan pakaian, obat-obatan dan juga kebutuhan lainnya.