Peristiwa ini terjadi di perumahan Suku Duane RT 03 RW 01 Tanjung Batu, Kundur, Kepulauan Riau pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2024 pukul 20.00 WIB dan terungkap pada keesokan paginya ketika ibu korban yang bernama Nurida, 49 tahun mendatangi rumah korban pada hari Minggu pagi, sekitar pukul 09.00 WIB. Nurida curiga dengan adanya sandal korban di depan rumah dan pintu yang tertutup rapat, sedang sang suami tidak berada di rumah.
Nurida mengira anaknya masih tidur dan berusaha membangunkannya dengan mengetuk pintu kamar, tetapi tidak ada sahutan. Nurida pun melongok dari jendela kamar belakang dan melihat anaknya sudah kaku. Nurida terkejut dan segera berteriak minta tolong.
Saat ditemukan, korban yang bernama Risma Fatmawati, 18 tahun didapati sudah tidak bernyawa dalam posisi telentang di dalam kamar dengan luka tusuk di bagian leher sebelah kiri. Korban mengenakan celana pendek dan kaos berkerah yang sudah berlumuran darah. Tubuh korban juga dilumuri bedak, diduga dilakukan oleh suaminya untuk menghilangkan sidik jari.
Keluarga korban pun langsung melaporkan peristiwa itu ke Polsek Kundur, Tanjung Batu, kabupaten Karimun. Setelah dilakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari para saksi, kecurigaan pun mengarah kepada Iwan, 23 tahun yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
Pelaku berusaha melarikan diri keluar dari wilayah Karimun dengan menggunakan kapal di pelabuhan Tanjung Berlian Kundur Barat, tetapi upayanya sia-sia karena polisi telah bergerak cepat meringkus dan melumpuhkan pelaku dengan timah panas di kaki sebelah kanan karena pelaku mencoba melawan.
Kapolres Karimun, AKBP Fadli Agus mengatakan bahwa pelaku berhasil ditangkap di sekitar pelabuhan Tanjung Berlian berkat kerja sama Polsek Kundur dan Kuta yang di backup oleh personel Polres, lalu digiring ke Makopolres Karimun untuk menjalani pemeriksaan.
Kepada polisi pelaku mengaku tega menghabisi nyawa istrinya sendiri dengan menggunakan sikat gigi yang telah diruncingkan batangnya karena dipicu oleh sakit hati istrinya tidak pernah menghormati dan melayaninya dengan baik. Selama 4 tahun berumah tangga, korban tidak pernah memasak dan pelaku selalu makan sendiri. Korban juga tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah dengan alasan bukan babu di rumah itu.
Pelaku juga mencurigai istrinya punya selingkuhan. Dia mengaku pernah memergoki istrinya sedang berhubungan badan dengan laki-laki lain di rumahnya sendiri, juga pernah melakukan video call. Pelaku juga pernah mendapati istrinya sedang berada di hotel dengan laki-laki lain, juga pergi dengan laki-laki lain.
Pelaku memang kerap cocok dengan sang istri, dan pada malam kejadian mereka sempat berkelahi. Pelaku bahkan sempat dua kali mencekik istrinya sebelum akhirnya menusuk korban hingga meregang nyawa.
Setelah membunuh istrinya, malam itu juga pelaku melarikan diri dengan tidur di teras rumah warga. Barulah keesokan harinya pelaku menaiki angkutan umum menuju pelabuhan Tanjung Berlian untuk kabur ke Karimun, tetapi ditangkap oleh polisi serta dihadiahi timah panas yang bersarang di kaki kanan.
Pelaku mengaku, selain sakit hati kepada istrinya, dia juga sakit hati kepada ibu korban yang selalu ikut campur ketika mereka sedang cekcok. Menurut pengakuannya, ibu mertuanya pernah menyuruh korban untuk mencari laki-laki lain yang lebih baik dari suaminya.
Meskipun sakit hati, pelaku mengaku menyesal telah membunuh sang istri karena peristiwa itu mengakibatkan dirinya berpisah dengan anak laki-lakinya.
“Menyesal sekarang jauh dengan anak. Kemarin masih bisa bersama-sama, sekarang tidak bisa lagi,” ucapnya.