Investigasi mendalam yang dilakukan oleh penyelidik independen dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada perang yang terjadi di Jalur Gaza menemukan bukti jika militer Israel telah melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan di wilayah Palestina. Kejahatan ini sendiri terjadi semenjak konflik Palestina Israel yang memanas sejak bulan Oktober 2023 tersebut.
Laporan dari investigasi yang dilakukan oleh komisi penyelidik independen PBB ini sendiri dirilis pada Rabu, 12 Juni 2024 dan merupakan investigasi mendalam pertama yang mereka lakukan terhadap ketegangan di Jalur Gaza ini. Dalam laporannya tersebut, mereka akhirnya menyimpulkan jika pihak Israel telah melakukan tindak kejahatan kemanusiaan, termasuk juga aksi pemusnahan pada perang Gaza.
Tindakan Kejahatan Perang
Tindakan yang diambil oleh PBB ini dilakukan setelah mendapatkan laporan jika pihak Israel sudah melakukan kejahatan perang pada saat melakukan penyerangan ke wilayah Gaza, Palestina. Mirisnya, tak hanya kejahatan perang saja, namun Israel juga disinyalir sudah melakukan tindak kejahatan terhadap kemanusiaan dan juga pelanggaran terhadap hukum internasional.
Dirilis dari Reuters, laporan penyidik menemukan berbagai macam tindakan pelanggaran yang telah dilakukan oleh militer Israel kepada Palestina. Kejahatan kemanusiaan itu sendiri dilaporkan dalam bentuk pembunuhan, penganiayaan, pemindahan paksa, hingga yang paling keji berupa pemusnahan.
“Turut ditemukan kejahatan kemanusiaan seperti pemusnahan, pembunuhan, penganiayaan gender yang menargetkan laki-laki dan anak laki-laki Palestina, pemindahan paksa, penyiksaan serta perlakuan tak manusiawi yang kejam,” tulis laporan komisi penyelidikan independen PBB itu.
Bantahan Dari Kubu israel
Mendapatkan laporan dari penyidik PBB ini, Meirav Eilon Shahar selaku duta besar Israel untuk PBB dengan tegas menolak temuan tersebut. Bahkan Israel beralibi jika laporan tersebut adalah bentuk diskriminasi anti Israel yang sengaja dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Mereka juga menuduh jika terdapat agenda politik yang berada di belakangnya untuk melawan Israel. Laporan tersebut menurut mereka juga tidak membawa dampak keadilan terhadap korban.
“Komisi itu punya agenda politik melawan Israel dan tak memberikan keadilan terhadap korban terorisme Palestina di Israel,” ucap Meirav Eilon Shahar.
Seperti yang diketahui bersama, perang yang terjadi di Jalur Gaza ini pecah pada 7 Oktober 2023. Kubu Israel menyebut jika serangan Hamas ke wilayah mereka sudah menewaskan 1.194 warga dan 251 warga lainnya kini sedang disandera oleh kelompok Hamas.
Sedangkan data yang dirilis oleh Palestinian Central Bureau of Statistic (PCBS) menyebutkan jika tak kurang dari 37 ribu warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 90 ribu mengalami luka-luka akibat dari serangan yang dilakukan oleh pihak Israel. Mirisnya, mayoritas korban tersebut adalah perempuan dan anak-anak.*