Sebagai brand lokal yang terbilang baru, popularitas Rose All Day dengan cepat melesat. Selain berhasil menjual puluhan ribu produk, brand ini juga sukses mencuri hati para beauty dan makeup enthusiast. Tidak salah bila saat ini banyak orang penasaran dengan siapa sosok owner Rose All Day.
Sosok owner Rose All Day memang layak mendapat sorotan tersendiri. Brand kosmetik lokal ini hadir dari tiga orang perempuan cantik penuh bakat. Uniknya, ketiga perempuan ini sudah bersahabat sebelum memutuskan mendirikan perusahaan dan brand bersama.
Dimulai di tahun 2017, saat ini Rose All Day Cosmetics atau RADC menjadi salah satu brand skincare dan makeup lokal yang layak diperhitungkan. Mulai dari produk-produk berkualitas tinggi yang rutin dirilis. Hingg banyaknya variasi warna serta shade yang sesuai dengan kulit wanita Indonesia.
Profile dan Perjalanan Karir Owner Rose All Day
RADC didirikan oleh tiga orang perempuan cantik Tiffany Danielle, Cindy Gunawan, dan Samantha Wijaya. Mereka mendirikan brand kosmetik ini di tahun 2017. Hingga saat ini, Rose All Day menjadi salah satu brand ternama di Indonesia. Bahkan kesuksesan brand tersebut mengantarkan Tiffany Danielle masuk ke deretan 30 Under 30 Forbes Asia.
Muda, berbakat, dengan perjalanan karir yang sangat inspiratif. Ketiga owner ini menceritakan bagaimana mereka jatuh bangun membangun brand hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang.
RADC berdiri pertama kali di tahun 2017. Menariknya, awalnya Tiffany, yang akrab disapa Tiff, sebenarnya tidak berniat mendirikan brand kosmetik. Wanita ini hanya ingin mengikuti tren lipstik yang sedang booming kala itu agar tidak perlu repot-repot membeli dari luar negeri.
Tidak disangka, lipstik yang iseng-iseng dibuat dan dijual secara terbatas tersebut justru laris manis. Akhirnya Tiffany menggandeng Samantha dan Cindy, dua orang sahabatnya untuk membangun brand bersama-sama.
Sejak pertama kali bekerja sama, mereka bertiga mengaku sudah memiliki bagian dan peran masing-masing. Seperti misalnya Tiffany yang lebih aktif di bidang marketing dan memasarkan produk-produk RAD melalui endorse ke berbagai selebritis, influencer, bahkan beauty enthusiast ternama.
Cara tersebut rupanya berhasil karena dalam waktu singkat saja, RAD semakin dikenal. Produk-produk rilisan mereka semakin banyak diburu. Padahal kala itu brand ini baru memasarkan produknya dari marketplace dan website saja.
Profile Pendiri
Seperti disinggung di atas, meskipun didirikan oleh tiga orang, mereka memiliki peran berbeda di dalam brand. Tiffany Danielle yang merupakan sarjana Organizational Communication di Pepperdine University menjabat sebagai CMO dan Head of Product Development Rose All Day.
Sedangkan Cindy Gunawan adalah lulusan University of Melbourne di tahun 2010 lalu. Dia menjabat sebagai CEO perusahaan Rose All Day Cosmetics. Terakhir, ada Samantha Wijaya. Perempuan yang bergelar sarjana Fashion and Textiles Retailing di The University of Manchester ini menjadi Founding Partner di RAD.
Masih muda dan penuh talenta, ketiganya mengaku mendirikan Rose All Day dengan susah payah. Salah satunya karena mereka memiliki gaya makeup yang sangat berbeda. Sehingga cukup sulit menentukan style direction untuk brand ini pada awalnya.
Maklum saja, Tiffany yang menggemari makeup no makeup look dan lebih suka gaya yang sederhana. Sementara Samantha justru lebih suka bergaya makeup glamour, dan Cindy memilih skincare dan makeup yang praktis dan cepat.
Dari perbedaan gaya makeup tersebut, mereka akhirnya setuju melahirkan RAD yang menganut style clean beauty. Produk-produk dari brand ini juga dipastikan halal, vegan, dan cocok untuk semua jenis maupun warna kulit wanita Indonesia.
Jatuh Bangun Mendirikan Brand
Perjalanan para pendiri Rose All Day dalam membangun brand ini tidak bisa dikatakan mudah. Berawal dari satu lipstik di tahun 2017, saat ini RAD sudah memiliki hampir 70 produk dari berbagai varian dan warna.
Pada tahun 2018, RAD meluncurkan The Realest Lightweight Foundation yang menjadi produk bestseller kala itu. Dalam waktu satu bulan saja, foundation ini sudah terjual ribuan buah.
Hingga akhirnya di tahun 2019, brand ini mulai mengembangkan sayap dengan memasarkan produk mereka secara offline. Setelah dua tahun sebelumnya pemasaran mereka terbatas pada penjualan online saja.
Di tahun 2020 lalu, ketika pandemi, brand ini sempat khawatir akan mengalami penurunan penjualan. Maklum, brand-brand kosmestik besar saja saat itu juga banyak yang nyaris gulung tikar.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Produk RAD mengalami penjualan yang jauh lebih pesat. Mereka juga berhasil membangun kantor baru, yang semula hanya berada di basement milik salah seorang pendiri. Di tahun 2022, mereka mencatatkan keuntungan tiga kali lipat setelah bekerja sama dengan franchise Harry Potter.
Sayangnya malang tidak bisa ditolak. Di tahun 2023, gudang penyimpanan RAD terbakar. Brand terpaksa harus membatalkan banyak pesanan bahkan menutup penjualan di semua marketplace selama beberapa waktu. Untungnya mereka berhasil bangkit untuk merilis produk-produk baru.