Menteri BUMN Erick Thohir mengaku Indonesia sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan China dalam pengembangan kota cerdas atau Smart City.
Erick Thohir menjelaskan, kota cerdas atau Smart City merupakan bagian dari kehidupan generasi muda yang berharap akan kemudahan dan perubahan.
Idealnya, kata Erick, paling tidak dalam satu negara harus ada 10 Smart City. Akan tetapi, di Indonesia baru ada tiga kota pintar, yaitu Jakarta, Medan, dan Makassar.
Kendati demikian, lanjut Erick, mengembangkan kota-kota yang sudah ada menjadi kota pintar masih bisa dilakukan. Hanya saja, ongkosnya lebih mahal. Untuk itu, sebagai negara yang sudah lama bersahabat dengan China, Indonesia sangat terbuka untuk berkolaborasi dalam hal meningkatkan investasi membangun kota cerdas.
"Kami di BUMN sangat welcome berkolaborasi. ZTE dan Huawei sudah cukup lama berkolaborasi untuk digital ekonomi. Kami berharap kegiatan kolaborasi Indonesia-China ini bisa terus ditingkatkan," kata Erick Thohir saat menjadi pembicara di panggung utama Smart City Technology & Investment Expo 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Erick menuturkan soal kerjasama Indonesia dan China. Keduanya sepakat untuk meningkatkan investasi di sektor-sektor strategis, seperti infrastruktur, energi, teknologi, dan pariwisata. Selain sektor infrastruktur dan energi, Indonesia dan China juga berencana untuk meningkatkan pertukaran teknologi dan inovasi.
Kedua negara akan memfasilitasi pertukaran peneliti dan ahli di berbagai bidang, seperti teknologi digital, kecerdasan buatan, dan manufaktur pintar. Kolaborasi ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor industri tinggi dan meningkatkan daya saing kedua negara di tingkat global.
"Ke depan akan banyak kota pintar atau Smart City. Maka arah investasi mengarah ke sektor teknologi dan energi terbarukan. Ini peluang bagi kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral,"tandasnya.