Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Sally Marintan Hutapea memperkirakan, ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh.
Dia menyebut, pada tahun 2025, ekonomi digital Indonesia ditaksir akan mencapai US$ 130 miliar atau setara Rp1.963 triliun dengan asumsi kurs Rp15.100. Ini artinya, angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari saat ini, yang berada di angka US$ 77 miliar.
"Bagaimana potensi ekonomi digital Indonesia, ternyata ekonomi digital Indonesia telah mencapai US$ 77 miliar diperkirakan hampir 2 kali lipat di tahun 2025 US$ 130 miliar, dengan e-commerce sebagai pendorong utama," kata Sally Marintan Hutapea dalam acara Inklusi Ekosistem Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di UOB Plaza Jakarta, Selasa (28/03/2023).
Lebih jauh Sally menjelaskan, potensi ekonomi digital Indonesia besar karena sejumlah faktor, di antaranya karena populasi penduduk hingga banyaknya pengguna smartphone.
"Populasi kita, pengguna internet, medsos, kemudian smartphone, dan seterusnya. Jadi sebagai negara berkembang yang penetrasi internet dan mobile phone sangat besar, ternyata peluang ekonomi digital masih sangat besar ke depan," jelasnya.
Sementara, Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, sektor informasi dan telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang pesat beberapa waktu belakangan ini. Terutama, kata dia, ketika pandemi Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19.
"Pada saat pandemi sektor yang sangat resilience itu informasi dan telekomunikasi. Share terhadap PDB kita itu growing. Dulu 2-3% tiba-tiba dia naik menjadi dobel 6-7%," urai Sally.
Menurutnya, transformasi digital penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dia menekankan harus berkualitas.
"Transformasi digital sangat penting mempercepat pertumbuhan Indonesia tapi harus berkualitas dan berkesinambungan," pungkasnya.