Silicon Valley Bank (SVB) kolaps pada Jumat (10/3) setelah mengalami krisis modal. Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.



Dua hari kemudian, Regulator keuangan negara bagian Amerika Serikat (AS) menutup Signature Bank yang berbasis di New York pada Minggu, 12 Maret 2023.

Regulator perbankan New York menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai penerima untuk disposisi aset bank.

FDIC lalu mendirikan bank penerus yang menjadi jembatan untuk Signature Bank. Bank perantara itulah yang akan memungkinkan pelanggan mengakses dana mereka pada Senin, 13 Maret 2023.

"Deposan dan peminjam Signature Bank akan secara otomatis menjadi nasabah bank perantara," kata FDIC.

Signature Bank diketahui melaporkan saldo deposito sebesar 89,17 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.378 triliun per 8 Maret 2023. Menurut Departemen Layanan Keuangan negara bagian New York, per 31 Desember 2022, Signature Bank memiliki aset kurang lebih 110,36 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.705 triliun). 



Signature Bank adalah bank komersial dengan kantor klien swasta di New York, Connecticut, California, Nevada, dan North Carolina. Bank ini memiliki sembilan lini bisnis nasional, termasuk real estate komersial dan perbankan aset digital.

Pada September 2022, hampir seperempat simpanan Signature Bank berasal dari sektor mata uang kripto. Tetapi bank tersebut mengumumkan pada Desember 2022 bahwa mereka akan mengurangi simpanan terkait kripto sebesar US$ 8 miliar (sekitar Rp 123 triliun).

Kegagalan Signature Bank mengikuti penutupan Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023. Penutupan Signature Bank menjadi kegagalan terbesar ketiga dalam sejarah perbankan AS.

Sementara kolapsnya Silicon Valley Bank menjadi kegagalan terbesar sejak Washington Mutual bangkrut pada 2008 selama krisis keuangan. Washington Mutual masih menduduki peringkat pertama sebagai kegagalan bank terbesar dalam sejarah AS.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen menginstruksikan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk menjamin semua uang nasabah SVB bisa diakses mulai hari ini. Bahkan, AS menjamin uang nasabah yang tidak diasuransikan dalam kejadian bank gagal.

"Sistem perbankan AS tetap tangguh dan memiliki landasan yang kokoh, sebagian besar karena reformasi yang dilakukan setelah krisis keuangan yang memastikan perlindungan yang lebih baik untuk industri perbankan," kata regulator AS, dikutip dari CNN Business, Senin (13/3).

"Reformasi tersebut dikombinasikan dengan tindakan hari ini menunjukkan komitmen kami untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa simpanan para deposan tetap aman," sambung pernyataan tersebut.