Sebuah unggahan video yang merekam aksi ‘premanisme’ jalanan viral di media sosial dan ramai diperbincangkan oleh warganet. Aksi itu terjadi di wilayah Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (06/03) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB.

Video tersebut merekam detik- detik pembonceng sepeda motor bercelurit, sedang dikejar oleh pengendara mobil yang sekaligus mengambil gambar dari dalam kabin.

Pada detik berikutnya, mobil Nissan Xtrail yang dikemudikan oleh M Kholik Sugiarto (48) benar-benar menabrak dua pengendara motor tersebut.

Kholik mengatakan peristiwa itu terjadi saat dirinya melaju dari arah Artos menuju Yogyakarta. Sesampainya di kawasan Japunan, ada pengendara sepeda motor yang berputar di U-turn.

"Anak-anak itu muter ngejar ibu-ibu pakai kerombong mau ke pasar. Terus saya ikut balik nolong, malah anak-anak itu bacoki mobil saya. Iya (mobil) dibacok-bacok. Akhirnya saya tabrak," kata Kholik.

Kholik mengatakan mobil saat itu ditumpangi tiga orang. Setelah menabrak motor pelaku, dia melapor ke Polsek Mertoyudan. Pemotor bercelurit itu kemudian diamankan.

Menanggapi kasus tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni meminta polisi untuk menyikapi dengan objektif.
"Polisi harus menyikapi hal tersebut untuk buat jera mereka yang brutal, polisi harus objektif, kalau tidak masyarakat anggap bahwa polisi tidak baik menyikapi kejadian tersebut bahwa penabrak bermaksud membuat jera mereka yang sangat brutal," kata Sahroni.

Sahroni menilai, yang dilakukan pemobil tersebut justru membantu korban dan membuat jera pelaku. Dia memastikan akan memprotes jika polisi menetapkan tersangka pemobil yang menabrak kedua ABG bercelurit tersebut.

"Kalau polisi sampai tersangkakan pengemudi yang nabrak, saya akan protes. (Pemobil bermaksud) bantu korban kalau demikian, mengejar pelaku untuk buat jera mereka," ucapnya.

Selain itu, Sahroni juga meminta polisi mulai bertindak tegas dalam menangani aksi-aksi brutal di jalanan tersebut. Dia menyebut belakangan marak aksi kriminal jalanan yang menggunakan senjata tajam.

"Meminta kepolisian di seluruh daerah bertindak tegas terhadap pelaku aksi-aksi kejahatan jalanan. Sebab belakangan ini marak sekali aksi kriminal menggunakan senjata tajam di jalanan. Dan mirisnya lagi, sebagian besar pelaku merupakan anak di bawah umur. Jadi mohon mau itu begal, gangster, tawuran, tindak tegas semua tanpa terkecuali," ujar Sahroni.

"Polisi di masing-masing wilayah harus tingkatkan lagi intensitas patroli dan razia, khususnya saat malam hari. Kondusifkan semua lokasi, terutama di titik-titik yang disinyalir rawan terjadi aksi kejahatan. Jangan sampai kebrutalan ini terus dibiarkan dan ganggu kenyamanan masyarakat," lanjut dia.