Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyebut utang negara saat ini sering dijadikan sebagai stigma politik. Akibat masalah itu, persepsi masyarakat terkait utang pemerintah tersebut, banyak yang salah kaprah.

Karena kesalahkaprahan tersebut, kata Menkeu, perekonomian negara dianggap sehat jika tidak memiliki utang. Padahal, menurutnya, selama rasio utang itu terkendali dengan GDP negara maka masih berada dalam taraf sehat.

"Jadi memang masyarakat Indonesia perlu untuk terus. Saya anggap media Indonesia itu kan selama ini sering menjadikan utang itu sebagai stigma politik. Semoga tidak latah. Itu saja," kata Sri Mulyani dalam seminar daring, Jumat (03/02/2023).

Lebih jauh Sri Mulyani menjelaskan, tidak ada negara yang sehat tanpa memiliki utang, termasuk Brunei Darussalam, Arab Saudi, maupun negara-negara lainnya.

"Tidak ada! Semua negara, mau Brunei Darussalam, Saudi Arabia, semua negara punya. Orang Indonesia kalau lihat utang kayak... ya sudahlah nggak usah ngomong," katanya.

Terlebih, menurutnya, utang hanya salah satu dari komponen pemasukan keuangan negara. Artinya, pengelolaan utang akan berkaitan erat dengan pengelolaan keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Kalau bicara pengelolaan utang, ya keseluruhan ekonomi kita. Kalau kita ingin utang turun, (walaupun) rasio (utang Indonesia) 39 itu sehat sebetulnya, itu selama ini terobsesinya sehat itu dianggap nggak ada utang," urai Menku Sri Mulyani.

Salah satu sumber utang yang disinggungnya adalah Surat Utang Negara (SUN). Menurutnya, SUN kini diincar oleh para investor dalam negeri terutama anak muda dan ibu-ibu.

Dia menilai, semakin perekonomian Indonesia maju, maka instrumen investasi harus lebih beragam. SUN adalah satu instrumen tersebut. Ia pun meyakinkan pengelolaan manajemen utang ini diawasi oleh berbagai lembaga internasional.

"Currency-nya kita jaga antara rupiah dan forex. Jatuh temponya harus cukup panjang sehingga jangan sampai akan jatuh tempo besok, kita nggak punya buat membayarnya. Ini manajemen utang yang kita kelola dengan prudent," tegas Sri Mulyani.