Perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Santoso, di Jalan Sudanco Supriyadi, Sananwetan, Kota Blitar pada 12 Desember 2022 lalu, ternyata didalangi mantan Wali Kota Blitar, M. Samanhudi Anwar.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim, Kombes Pol. Totok Suharyanto mengungkap, perencanaan perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar itu diawali pada Agustus 2020 sampai Februari 2021.
Saat itu tersangka N dan A tengah menjalani hukuman pidana di Lapas Sragen, Jawa Tengah. Mereka pun bertemu dengan Samanhudi Anwar di sana.
Samanhudi memberikan informasi kondisi Rumah Dinas Wali Kota Blitar, yang ditinggali wali kota baru penggantinya yaitu Santoso.
"Selanjutnya, N dan lima orang itu melakukan pencurian dengan kekerasan atau curas (di Rumah Dinas Wali Kota Blitar) pada Desember 2022," kata Totok Suharyanto.
Maka Samanhudi Anwar dituduh membantu melakukan tindak pidana pencurian dengan ancaman Pasal 365 Jo Pasal 56 KUHP.
Dia pernah dijerat KPK dalam kasus suap pada 2018. Dia divonis penjara oleh Pengadilan Tipikor dengan menjalani hukuman 4 tahun 4 bulan. Samanhudi baru bebas dari penjara beberapa bulan lalu.
Totok menyatakan Samanhudi Anwar tidak mendapatkan bagian dari hasil perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar. Tapi dialah yang memberikan informasi detil mengenai kondisi dan keamanan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Jatim.
Meski begitu, kata Totok, pihak kepolisan masih mengusut dugaan Samanhudi Anwar yang mendanai perampokan tersebut.
Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono menuturkan Samanhudi Anwar bersikap kooperatif pada saat ditangkap di luar rumahnya. Ketika itu, dia sedang duduk-duduk.
"Dia diringkus bersama rekannya saat kami datangi. Keduanya bersikap kooperatif," ujar Lintar.
Samanhudi sudah membantah dendam kepada Santoso sehingga mengatur perampokan. "Balas dendam, kan dalam pilkada bukan dalam hal ini. Dalam Pilkada 2024," ujar Samanhudi Anwar.
Sementara Wali Kota Blitar, Santoso mengatakan tindakan Samanhudi tidak pernah terbayangkan. "Saya sulit membayangkan karena memang tidak pernah terbayangkan sebelumnya," katanya.
Menurut dia, sejak kasus perampokan menimpa dirinya, hubungannya dengan Samanhudi masih terjalin dengan baik. Apalagi Samanhudi juga merupakan pimpinannya saat menjadi Wali Kota Blitar dan Ketua DPRD Kota Blitar yang selalu ia hormati.
"Jadi saya sama beliau masih tetap menjalin hubungan baik, apapun bentuknya saya akan tetap menghargai beliau juga, karena ketika beliau menjadi wali kota, saya menjadi wakilnya. Ketika menjadi ketua dewan, saya menjadi sekwannya. Jadi selama ini tetap saya anggap atasan atau pimpinan, karena beliau jasanya di Kota Blitar sangat besar dan dikenang oleh masyarakat," ujarnya.
Untuk itu, dia saat ini hanya bisa mendoakan Samanhudi agar diberikan jalan yang terbaik menghadapi kasus ini.
"Makanya kita berdoa agar Allah memberikan kesadaran sehingga bisa kembali ke jalan yang benar. Ihdinassirotol Mustakim," tandasnya.