Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengaku bingung karena banyak investor memilih daerah Jabar sebagai tujuan investasi. Padahal menurut Emil -- demikian dia biasa disapa -- perekonomian global sedang melambat.

Hal itu diungkap Emil saat melaporkan kinerja ekonomi Jabar ke Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional 2023, Kamis (26/01/2023).

Emil mencatat pertumbuhan ekonomi jabar di kuartal terakhir mencapai 5,7%, sementara inflasi 6,02%. 

Menurutnya, data terakhir investasi di Jabar merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Padahal pihaknya sempat memprediksi bahwa investasi akan turun. Berdasarkan datanya nilai investasi di Jabar di akhir 2022 mencapai Rp174 triliun. 

Dengan capaian tersebut, Jawa Barat menjadi provinsi dengan serapan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tertinggi di Indonesia.

"Di akhir 2022 investasi yang masih Rp174 triliun, jadi agak bingung harusnya dunia slow down tapi ternyata walau COVID, investor senang ke Jawa Barat," kata Emil.

Emil mengklaim tingginya serapan investasi ini juga seiring dengan pengurangan jumlah pengangguran di Jawa Barat. Meski demikian, ia tidak menjabarkan berapa jumlah yang dimaksud.

Sebagai gantinya, Emil menunjukkan data yang mengungkapkan Jawa Barat menjadi provinsi dengan penurunan orang miskin terbanyak, yakni 17.360 orang sepanjang Januari-September 2022.

Angka ini jauh lebih baik dibanding DKI Jakarta yang hanya mampu menurunkan jumlah orang miskin sebanyak 7.110, Lampung 6.820 orang, Sumatera Utara 6.100 orang, dan Bengkulu 4.300 orang.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase orang miskin di Jawa Barat memang turun. Tercatat, presentasi warga miskin mencapai 8,06 persen pada Maret 2022, kemudian turun menjadi 7,98 persen pada September 2022.