Risiko krisis ekonomi global 2023 semakin menjadi-jadi. Setidaknya ada lima potensi krisis yang dikhawatirkan para pelaku ekonomi dunia.
Hal itu diungkapkan Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam sambutannya di Forum ekonomi dunia atau World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di Davos, Swiss.
Dikutip dari Global Risks Report 2023 yang dikeluarkan WEF, risiko krisis yang dikhawatirkan terjadi itu diantaranya krisis pasokan energi, krisis biaya hidup, tingginya tingkat inflasi, krisis pasokan makanan, hingga serangan siber pada infrastruktur penting.
Krisis yang berpotensi menghantam dalam skala global itu didapati dari hasil Global Risks Perception Survey (GRPS) 2022-2023 yang dilakukan WEF terhadap 1,200 pakar di berbagai bidang, seperti akademikus, pelaku bisnis, pemerintahan, komunitas internasional, serta masyarakat sipil.
"Fokus kolektif dunia saat ini terarah ke mode bertahan dari ancaman krisis antara lain biaya hidup, polarisasi sosial dan politik, pasokan makanan dan energi, pertumbuhan yang lambat, dan konfrontasi geopolitik," kata Saadia.
Selain risiko krisis teratas yang menghantui para pelaku di sektor ekonomi itu, WEF mencatat terdapat sejumlah kekhawatiran yang juga memiliki implikasi besar secara global, yaitu kegagalan memenuhi target netzero, kebijakan ekonomi yang dijadikan senjata, melemahnya hak asasi manusia, krisis utang, dan kegagalan rantai pasokan non-pangan.
Memburuknya risiko-risiko krisis ini dipicu dampak masalah kesehatan dan ekonomi yang berkepanjangan akibat pandemi global, perang di Eropa dan sanksinya yang berdampak pada ekonomi secara global, serta perlombaan teknologi senjata yang meningkat yang didukung oleh persaingan industri dan peningkatan intervensi negara.
WEF mencatat berbagai risiko ini mengantarkan dunia pada era pertumbuhan ekonomi yang rendah, aliran investasi rendah, pelemahan kerjasama perdagangan, hingga potensi penurunan dalam pembangunan manusia.
WEF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke level 2,7% pada 2023, dengan sekitar sepertiga ekonomi dunia menghadapi resesi teknis.
Penurunan tingkat pertumbuhan ini akan melanda negara- negara maju, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan turun menjadi 1,1% pada 2023.
"Ini adalah seruan untuk bertindak, untuk bersama-sama bersiap menghadapi krisis berikutnya yang mungkin dihadapi dunia dan, dengan demikian, menciptakan jalan menuju dunia yang lebih stabil dan tangguh," ujar Saadia.
WEF Ungkap 5 Potensi Risiko Krisis 2023 yang Menghantui Pelaku Ekonomi di Dunia, Apa Saja?
