Presiden China, Xi Jinping, prihatin melihat situasi menjelang Lunar New Year 2023 atau Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili. Betapa tidak, miliaran penduduknya melakukan perjalanan mudik dengan tujuan bisa berkumpul dengan keluarga setelah dua tahun dikepung pandemi Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19.
Untuk pertama kalinya, Xi Jinping mengungkapkan rasa khawatirnya bahwa virus akan merambah pedesaan China, di saat jutaan orang pergi ke kampung halaman. Meski demikian, pemimpin China itu juga membela kebijakan nol-COVID-nya, yang dicabut bulan lalu setelah melumpuhkan ekonomi dan memicu protes nasional.
"Itu adalah pilihan yang tepat," kata Xi, dikutip dari NDTV, Jumat (20/01/2023).
Pasar Bunga Festival Musim Semi di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China Penuh Sesak Setelah Lebih dari Dua Tahun Ditutup Akibat Pandemi COVID-19 - Foto: STR/AFP Via Getty Images
Dalam serangkaian rapat penting menjelang liburan, pemimpin China itu mengatakan kepada pejabat setempat bahwa dia khawatir tentang situasi di pedalaman pedesaan negara itu.
"Xi mengatakan dia sangat prihatin dengan daerah pedesaan, dan penduduk pedesaan setelah negara menyesuaikan langkah-langkah respons COVID-19," kata kantor berita negara Xinhua.
Dia menekankan upaya untuk meningkatkan perawatan medis bagi mereka yang paling rentan terhadap virus di daerah pedesaan.
"Pencegahan dan pengendalian epidemi telah memasuki tahap baru, dan kita masih dalam periode yang membutuhkan upaya besar," kata Xi.
Dia menekankan perlunya mengatasi kekurangan dalam pencegahan dan pengendalian epidemi di daerah pedesaan. Otoritas transportasi memperkirakan bahwa lebih dari dua miliar perjalanan akan dilakukan selama periode 40 hari antara Januari dan Februari, hampir dua kali lipat jumlah tahun lalu, dan 70 persen dari tingkat pra-pandemi COVID-19.
Media negara melaporkan bahwa 30,2 juta orang melakukan perjalanan nasional pada hari Rabu saja, 18 Januari 2023. Migrasi besar-besaran, yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia, secara luas diperkirakan akan membawa lonjakan kasus virus ke pedesaan China yang kekurangan sumber daya.
Sebelumnya, Beijing pada bulan lalu mencabut kebijakan pembatasannya super ketat, yang membuat negara memberlakukan penguncian yang melelahkan dan pengujian massal, serta memukul ekonomi China dan membuat ratusan ribu orang turun ke jalan melakukan protes.