Sejak Corona Virus Desease 2019 atau COVID-19 diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global, perekonomian dunia pun lantas pelan-pelan mulai runtuh. Beberapa negara pun mengalami pukulan keras.
Kini, sejak agresi Rusia ke Ukraina, membawa dunia di ambang 'badai sempurna' yang memperburuk perekonomian global.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres mengatakan perang dapat menyebabkan krisis tiga dimensi, pangan, energi, dan keuangan, terutama bagi daerah yang telah terpukul keras oleh pandemi COVID-19 dan perubahan iklim.
"Kita sekarang menghadapi badai sempurna yang mengancam dan akan menghancurkan ekonomi negara-negara berkembang," kata Guterres melalui keterangan resmi, dikutip dari CNN International, Kamis (14/04/2022).
"Rakyat Ukraina tidak tahan dengan kekerasan yang menimpa mereka, dan orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia tidak dapat menjadi kerusakan tambahan dalam bencana lain yang tidak mereka tanggung," tambahnya.
Laporan itu mengatakan Rusia dan Ukraina menyediakan sekitar 30% gandum dan jelai yang dikonsumsi secara global, dengan Rusia juga pengekspor gas alam terbesar dunia, pengekspor minyak terbesar kedua dan produsen pupuk yang signifikan.
PBB mengatakan hingga 1,7 miliar orang di 107 ekonomi kemungkinan besar akan merasakan dampak dari setidaknya satu dari tiga krisis. Risiko besar dihadapi mereka yang berada di Afrika, Asia dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia.
Laporan singkat PBB mengusulkan banyak rekomendasi jangka pendek hingga jangka panjang untuk membantu mencegah krisis global, termasuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, negara-negara G20 dan bank-bank yang menyediakan dana untuk negara-negara kurang berkembang, serta membatasi pembatasan ekspor makanan.
"Kita perlu menarik negara-negara berkembang kembali dari jurang keuangan. Sistem keuangan internasional memiliki kantong yang dalam," jelas Guterres.
"Di atas segalanya, perang ini harus diakhiri. Kita perlu membungkam senjata dan mempercepat negosiasi menuju perdamaian, sekarang. Untuk orang-orang Ukraina, orang-orang di wilayah ini, dan untuk orang-orang di dunia," pungkasnya.