Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen berasal dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Nissa | Jumat, 05 Agustus 2022 - 12:49 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,44 persen pada triwulan II-2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Dengan demikian kinerja ekonomi triwulan II-2022 sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Hal ini menandakan pemulihan ekonomi yang berlangsung sejak triwulan II-2021 terus berlanjut dan semakin menguat.
"Pertumbuhan ekonomi tahun ini meningkat secara persisten. Polanya mulai dari triwulan II-2021, triwulan III-2021, triwulan IV-2021, triwulan I-2022, dan triwulan II-2022 sekarang ini terus mengalami pertumbuhan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Ia pun menjelaskan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen berasal dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).
Pada triwulan II-2022, PDB ADHB tercatat Rp4.919,9 triliun atau meningkat dari kuartal II-2021 yang sebesar Rp4.176,4 triliun. Begitu pula PDB ADHK yang membaik dari Rp2.772,9 triliun di kuartal II-2021 menjadi Rp2.923,7 triliun pada triwulan II-2022.
Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quartal-to-quartal/qtq), Margo menyebutkan perekonomian domestik berhasil tumbuh sebesar 3,72 persen.
"Pertumbuhan ini sejalan dengan pola pertumbuhan triwulanannya. Jadi triwulan II itu memang selalu tumbuh positif dan lebih tinggi dibandingkan triwulan I, ini di antaranya karena faktor musiman," tuturnya.
Secara kumulatif, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2022 pun tercatat tumbuh 5,23 persen dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.
Pemerintah terus mempertahankan daya beli masyarakat untuk kedua komoditas tersebut melalui sejumlah subsidi sebagai jaring pengaman sosial.
Triaji | Jumat, 05 Agustus 2022 - 09:23 WIB
Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2022 masih akan berada sedikit di atas 5 persen.
Sebab, peningkatan konsumsi masyarakat dan membaiknya kinerja industri manufaktur.
Angka tersebut masih berada di atas angka inflasi tahunan per Juli 2022 yang berada pada level 4,94 persen (year on year).
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2022, selepas mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
“Kita masih menjaga inflasi kita saat sekarang masih di sekitar kemarin diumumkan 4,9 (persen). Namun, kita lihat pertumbuhan ekonomi kita masih sedikit di atas 5 persen. Besok BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi di Q2, tapi pemerintah dengan Indeks Keyakinan Konsumen juga baik dan PMI (purchasing manager index) di 51,3, kami optimistis angkanya (pertumbuhan ekonomi) di atas 5 persen,” ujar Menko Airlangga.
Menurutnya, kenaikan inflasi dipicu oleh kenaikan beberapa komoditas pangan dan energi. Namun, ia menuturkan bahwa hingga saat ini pemerintah terus mempertahankan daya beli masyarakat untuk kedua komoditas tersebut melalui sejumlah subsidi sebagai jaring pengaman sosial.
“Indonesia tidak melakukan pass through harga, berbeda dengan negara lain. Tentu jumlah subsidi yang diberikan di tahun ini kan sudah disetujui oleh DPR sehingga tentu itu menjadi jaringan pengaman sosial di masyarakat,” imbuhnya.
Di samping itu, ketum Partai Golkar itu melanjutkan, pemerintah juga telah menginstruksikan Tim Pengendali Inflasi baik pusat maupun daerah untuk terus menjaga dan memonitor harga berbagai komoditas, termasuk komoditas pangan.
“Kalau dari segi beras kan kita relatif stabil dan komoditas utama lain juga relatif stabil, hanya tanaman musiman apakah itu cabe dan bawang, tapi relatif seluruhnya lebih terkendali karena demand tertinggi kita kan selalu pada saat Lebaran,” tandasnya.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tumbuh 5,44%, lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2021 yang tumbuh mencapai 5,01%. Kinerja perekonomian pada April-Juni tersebut diraih di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatnya risiko resesi di banyak negara.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia juga masih konsisten yang terus di kisaran 5 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022.
Nissa | Jumat, 05 Agustus 2022 - 16:21 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. Bahkan, lebih baik dari negara-negara maju, yakni Amerika Serikat (AS) dengan China.
Dia menjelaskan, AS pada kuartal II terkontraksi 0,9 persen dan China kali pertamanya pertumbuhan ekonominya mendekati nol persen.
"China bersama AS dua engine pertumbuhan ekonomi dunia dalam situasi lemah impact jangka panjang berdampak kepada ekonomi Asia," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2022.
Ketua KCPEN ini memaparkan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia juga masih konsisten yang terus di kisaran 5 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022.
"Jadi, kita lihat pertumbuhan kita dalam tiga kuartal di atas 5 persen masih menunjukan relatif baik dengan negara lain," katanya.
Sebelumnya, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif pada semester I-2022 sebesar 5,23 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia berdasarkan PDB pada kuartal II-2022 atas dasar harga berlaku Rp4.919,9 triliun dan atas dasar harga konstan Rp2,923,7 triliun.
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,74 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 13,15 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,00 persen. Penguatan ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2022 terlihat pada semua wilayah.
"Kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi kontributor utama dengan peranan sebesar 56,55 persen dari ekonomi Nasional, dengan kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,66 persen (y-on-y) dibanding triwulan II-2021," katanya.