Lihainya Strategi China Hadapi AS, Harga Minyak Kembali Melonjak
Harga minyak untuk jenis WTI melonjak 0,51% untuk menutup sesi pekan ini, Jumat (8/11) di $57,44 per barel.
Harga minyak untuk jenis WTI melonjak 0,51% untuk menutup sesi pekan ini, Jumat (8/11) di $57,44 per barel.
Sejumlah pihak menilai klaim petinggi China soal penghapusan tarif masuk sekedar strategi untuk menekan Washington.
Harga emas dunia kembali runtuh 0,45% di sesi akhir pekan ini, Jumat (8/11).
Investor terlihat masih belum melihat sentimen dagang AS-China akan berbalik menjadi rawan.
Pecah kongsi kali ini langsung memberikan dampak bagi Garuda Indonesia. Saham mereka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia terus tergelincir.
Tekanan jual terlihat masih membayangi Rupiah hingga sesi perdagangan sore berlangsung.
Permintaan Jokowi ini pun menjadi pemicu koreksi saham-saham bank. Terutama saham bank BUMN.
Harga minyak kembali melonjak 1,4% menyusul sentimen yang berbalik positif dari perundingan dagang AS-China.
Pelaku pasar dengan cepat berbalik keluar dari pasar emas hingga meruntuhkan harga emas dalam taraf tajam.
Sentimen perundingan dagang yang dengan cepat berbalik optimis membuat saham-saham yang sensitif dengan pasar China melonjak tajam.
Gerak nilai tukar Rupiah diperkirakan cenderung mengalami tekanan terbatas dalam menutup sesi pekan ini, Jumat (8/11).
IHSG diyakini akan mampu membukukan lonjakan tajam di sesi akhir pekan ini, Jumat (8/11).
Gerak naik indeks Wall Street terpantau dikontribusi secara signifikan oleh saham-saham yang dinilai sensitif dengan pasar China.
IHSG hanya mampu mengikis pelemahan menyambut pernyataan pejabat China, namun masih melemah tajam.
Sriwijaya Air tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group dan hubungan dengan Sriwijaya Group akan kembali berdasarkan business to business (B to B).
Baik IHSG maupun Rupiah terlihat konsisten meniti zona koreksi di sepanjang sesi perdagangan pagi ini, Kamis (7/11).
Harga Emas terpantau bertengger di $1.493,1 per Ounce di sesi penutupan pertengahan pekan ini, Rabu (6/11).
Posisi terkini indeks Dolar tercatat berada di kisaran 97,95.
Tingkat persediaan minyak AS dilaporkan melonjak secara mengejutkan hingga 7,9 juta barel pada pekan lalu hingga memantik sentimen suram.
Pelaku pasar di Asia diyakini akan turut terjebak dalam irama keraguan di sesi perdagangan hari keempat pekan ini, Kamis (7/11).
Keraguan investor kali ini membuat gerak indeks yang nyaris tak bergerak dalam sesi perdagangan Rabu (6/11).
IHSG dan Rupiah terlihat kompak menapak zona pelemahan secara konsisten di sepanjang sesi hari ini, Rabu (6/11).
IHSG dan Rupiah terlihat kompak menapak pelemahan di sepanjang sesi pagi ini, Rabu (6/11) secara konsisten.
Harga Emas dengan cepat langsung menembus lumayan jauh ke bawah level psikologis pentingnya di $1.500 per Ounce.
Sentimen dari perundingan dagang AS-China yang semakin positif terus meroketkan harga minyak dunia.
Setelah membukukan penguatan gemilang di sesi perdagangan kemarin, kini Rupiah terancam mengalami koreksi teknikal.
Seluruh indeks di bursa saham utama Asia terlihat masih mampu bertahan di zona penguatan tipis dalam mengawali sesi pagi ini, Rabu (6/11).
Secara umum pelaku pasar di Wall Street masih mencoba bertahan dengan sikap optimis.
IHSG dan Rupiah semakin melesat tajam di sesi perdagangan sore ini, Selasa (5/11).
Rilis data pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% oleh BPS telah berhasil membuat Rupiah berbalik menguat terhadap Dolar AS.
Hingga ulasan ini disunting, harga saham Uber di sesi perdagangan after hours telah ambruk hingga 5,5% akibat rilis kinerja keuangan yang masih suram itu.
Investor di pasar Emas dunia terlihat masih belum cukup terlalu dalam menilai optimisme dari serangkaian sentimen yang hinggap.
Posisi terkini Rupiah yang ditutup di Rp14.010 per Dolar AS terlihat terlalu dekat untuk segera kembali menundukkan Dolar AS di level Rp13.000-an.